Tuesday 21 October 2014

Cinta dan Kasih Sayang

Cinta adalah sebuah keinginan membagi bersama atau sebuah perasaan kasih sayang terhadap seseorang atau objek lainnya. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, patuh, dan mau melakukan apapun demi yang dicintainya.
Cinta dalam Al Qur’an disebut Hubb (mahabbah) dan Wudda (mawaddah), keduanya memiliki erti yang sama yaitu menyukai, senang, menyayangi. Sebagaimana dalam surah Ali Imram (14) :
“Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga).”
Dalam ayat ini, Hubb merupakan naluri yang dimiliki setiap manusia tanpa terkecuali, baik manusia beriman, maupun manusia durjana.
Didalam Al Qur’an, cinta dibagi menjadi 8 jenis, berikut ringkasan penjelasannya:
1.     Cinta Mawaddah
Merupakan jenis cinta mengebu-gebu, membara dan menyayangi. Orang yang memiliki cinta jenis Mawaddah, inginnya selalu berduaan, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan nafsu cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak biasa berfikiran lain.

2.     Cinta Rahmah
Merupakan jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis Rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya daripada dirinya sendiri. Baginya yang terpenting adalah kebahagiaan sang kekasih meskipun untuk itu, ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Yang termasuk dalam cinta Rahmah adalah cinta antara orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya.

3.     Cinta Mail
Merupakan jenis cinta yang sangat membara namun hanya sementara, sehingga tidak mempedulikan hal-hal lain, cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis Mail ini dalam Al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

4.     Cinta Syaghaf
Termasuk cinta yang sangat mendalam, natural, kerinduan, dan memabukkan. Orang yang temasuk cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) biasanya seperti orang gila, lupa diri dan hampir tidak menyadari apa yang dilakukan. Al- Qur’an menggunakan tema Syaghaf ketika mengisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada Nabi Yusuf AS.

5.     Cinta Ra’fah
Merupakan rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya rasa kasihan kepada anak sehingga tidak tegas membangunkannya untuk shalat, membelanya meskipun salah. Al- Qur’an menyebut ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta Ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, hal ini khusus hukuman bagi pezina (QS 24:2).

“Perempuan yang berzina dan lelaki yang berzina, hendaklah kamu sebat tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali sebat; dan janganlah kamu dipengaruhi oleh perasaan belas kasihan terhadap keduanya dalam menjalankan hukum ugama Allah, jika benar kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat; dan hendaklah disaksikan hukuman siksa yang dikenakan kepada mereka itu oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman”.

6.     Cinta Shobwah
Merupakan cinta yang mendorong si pelaku tanpa sanggup mengelak. Al- Qur’an menyebut ini ketika mengisahkan bagaimana Nabi Yusuf AS berdoa agar dipisahkan dengan Zulaikha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (QS 12:33).

Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku! Aku lebih suka kepada penjara dari apa yang perempuan-perempuan itu ajak aku kepadanya. Dan jika Engkau tidak menjauhkan daripadaku tipu daya mereka, mungkin aku akan cenderung kepada mereka, dan aku menjadi dari orang-orang yang tidak mengamalkan ilmunya”.

7.     Cinta Syauq (Rindu)
Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta. Dalam surah Al `Ankabut ayat 5 dikatakan : “bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba”. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; “aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu”.


8.     Cinta Kulfah
Merupakan perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif  meskipun sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meskipun ada pembantu. Jenis cinta ini disebut Al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang melebihi kemampuan umat-Nya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (QS 2 : 286).


Bentuk Wujud Cinta Kasih Sayang
  • Bentuk wujud cinta kasih manusia kepada penciptanya adalah pengabdian, kesetiaan, ketaatan dan sebagaimana. Sebagaimana keterikatan manusia kepada tuhannya.
  • Wujud cinta kasih makhluk hidup kepada sesamanya terbagi atas 3, yaitu:
1. Cinta Philia, yakni seperti cinta kepada saudara, cinta kepada orang tua, cinta kepada               teman, cinta kepada sesama.
2. Cinta Eros, yakni cinta yang menegakkan aspek ragawi (erotis).
3. Cinta amor, yakni cinta yang menekankan aspek psikologis dan emosi.

  • Cinta kasih manusia kepada alam atau lingkungannya terwujud dalam bentuk menjaga lingkungan, menciptakan keserasian, keselarasan, keseimbangan dengan alam lingkungan sehingga dapat tercapai kehidupan yang aman dan tentram.


Contoh Kasih Sayang yang Diberikan Terhadap Orang Tua
1. Membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah.
2. Meramaikan hari-hari istimewa keluarga seperti hari jadi, hari ibu, hari bapak, hari  ulang tahun perkawinan.
3. Mengutamakan perasaan dan keperluan mereka.
4. Senantiasa berada di samping mereka terutama apabila mereka sudah tua.

Daftar Pustaka:


Monday 13 October 2014

BUDAYA

Kata Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi (akal atau budi) yang dapat diartikan dengan akal atau budi manusia.
Maka, Budaya adalah pola hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan secara turun-temurun yang merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggap bahwa budaya tersebut diwariskan secara genetis oleh pendahulunya. Budaya juga merupakan pola hidup menyeluruh,bersifat kompleks,abstrak,dan luas.
Budaya bisa mempengaruhi perilaku manusia , karena segala sesuatu yang ada di masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Penilaian seseorang terhadap suatu kelompok masyarakat biasanya dilihat dari budaya mereka, apakah masyarakat tersebut itu sopan atau tidak.
Berikut adalah unsur-unsur yang mempengaruhi terbentuknya budaya yang berkembang di masyarakat tersebut,menurut Koentjaraningrat (1985) :
1.     Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.\

2.     Sistem Organisasi Masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna,namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing antar individu sehingga timbul rasa berorganisasi dan bersatu.

3.     Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula,sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.

4.     Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem-Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.



5.     Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang-barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan makhluk hidup lainnya.

            Seiring berkembangnya zaman, semakin hari pun budaya semakin banyak mengalami perubahan. Perubahan budaya yang sangat terasa saat ini adalah perubahan budaya di bidang sosial. Seiring berkembangnya teknologi, membuat segelintir orang lebih memilih menjadi anti – sosial. Misalnya saja,pada saat sedang di tempat umum, saat sedang menunggu / mengantri di stasiun. Kebanyakan orang lebih asik bercengkrama dengan smartphone-nya daripada dengan orang sekitarnya. Hal ini berdampak buruk terhadap kualitas bidang sosial, karena secara tidak langsung, teknologi tersebut disalahgunakan,akibatnya justru mendekatkan yang jauh,dan menjauhkan yang dekat.


Daftar Pustaka:
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya